Celoteh dan Cerita

Super

Kubaca keluhmu di secarik kertas putih yang kosong.

Ku gagal melihat deritamu dibalik senyum yang terbungkus rapi.

Kudengar banggamu tanpa suara. Namun ia bergema.

Mungkin cintamu diam-diam. Wahai orang pertama pembisik azan.

Kini, biarkan aku melukis mimpimu dalam mimpiku.

Semoga kau bersorak riang di sisiNya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *